Kehilangan Ibu dan Anaknya akibat Banjir Bandang Seorang Perempuan Paruh Baya Ini Tak Kuat Menahan Tangis
Setelah jenazah Sri Susminanti, korban kedua banjir bandang Kepulungan, berhasil ditemukan. Korban kedua adalah Nanda Sekar Arum, cucu dari Sri Susminanti. Nanda juga ditemukan sudah meninggal dunia. Jasad Nanda ditemukan di lokasi berbeda.
Jasad Sri ditemukan lebih dulu. Satu jam kemudian sekitar giliran jasad Nanda, ditemukan. “Mereka ditemukan di lokasi berbeda,” ungkap Kapolsek Gempol Kompol Kamran.
Jasad Sri ditemukan nyangkut di pohon yang berada di sungai. Tepatnya di Dusun Betas, Desa Kepulungan atau belakang SMKN 1 Gempol. Sedangkan jasad Nanda ditemukan terhanyut di anak kali Wrati, Dusun Tempel, Desa Legok, Kecamatan Gempol.
“Jasad Nenek Sri ditemukan sekitar 700 meter dari Kampung Genuk Watu. Jasa cucunya ditemukan lebih jauh lagi. Sekitar 10 kilometer dari Kampung Genung Watu,” tuturnya. Seperti di kutip ct2.club
Begitu ditemukan, jasad kedua korban langsung dibawa ke Kampung Genuk Watu. Keluarga lantas memandikan jasad kedua korban.
“Jadi, jasad kedua korban tidak dibawa ke rumah sakit, tapi langsung dibawa pulang. Ini sesuai permintaan keluarga. Keluarga juga menerima kematian kedua korban sebagai musibah tersebut,” lanjut Kapolsek Gempol, Kompol Kamran.
Saat sampai rumah duka, jasad kedua korban disambut tangis histeris dari keluarga. Tak sedikit pula tetangga yang menangis saat takziah.
Dikutip Dari Radar Bromo - Tomi dan Fitria, mereka adalah orang tua Nanda Jenny Sekar Arum pun tidak kuasa menahan tangis saat jasad anak dan orang tuanya sampai di rumah duka. Mereka menangis histeris. Fitria bahkan beberapa kali pingsan. Dia tak kuasa melihat jasad anak pertamanya tidak lagi bernyawa.
“Kami sebagai keluarga sangat kehilangan dan sedih dengan meninggalnya Bu Sri dan Nanda. Apalagi mereka terseret banjir dan ditemukan meninggal,” terang Sindu, 59, orang tua Fitria sekaligus besan Sri Susminanti.
Sekitar pukul 11.00, kedua korban dimakamkan di TPU Dusun Kepulungan 2. Berjarak sekitar 100 meter dari rumah korban. Keduanya dimakamkan dalam satu liang lahat dengan posisi memanjang.
Proses pemakaman berlangsung dalam suasana duka dengan diikuti ratusan orang. Mulai dari pihak keluarga, saudara, dan teman korban. Ada juga tim SAR, personel dari TNI, dan Polri.
“Kedua korban dimakamkan dalam satu liang. Begitu jasadnya ditemukan, langsung dibawa pulang untuk disucikan dan disalati sebelum dikuburkan,” terang Ketua RT 06 Kampung Genuk Watu Wakid.
Selain dua orang meninggal, banjir juga menyebabkan dua warga Kampung Genuk Watu mengalami luka-luka. Keduanya yaitu Siti Kosidah dan Muslikah. Mereka pun dilarikan ke RS Asih Abyakta, Desa Kepulungan, Kecamatan Gempol untuk menjalani rawat inap.
“Dua warga kami juga ada yang luka-luka dan saat ini rawat inap di rumah sakit. Usia keduanya sudah tua dan rumahnya rata dengan tanah saat banjir terjadi,” tuturnya.
Post a Comment for "Kehilangan Ibu dan Anaknya akibat Banjir Bandang Seorang Perempuan Paruh Baya Ini Tak Kuat Menahan Tangis"