Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Seorang Bayi Berumur 11 Bulan Penumpang Sriwijaya Air SJ 182 Yang Kini Teridentifikasi Dan Sempat Viral di Media Sosial

Seorang Bayi Berumur 11 Bulan Penumpang Sriwijaya Air SJ 182 Yang Sempat Viral Media Sosial Yang Kini Teridentifikasi.

Sumber Photo: (tribunnews.com)


Seorang Bayi yang bernama Fao Nuntias Zai, anak dari Arneta Fauzia penumpang pesawat Sriwijaya Air SJ 182 ditemukan.

Bayi berusia 11 bulan penumpang pesawat Sriwijaya Air SJ 182 itu berhasil teridentifikasi Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri.

Baca Juga.
Inilah VIDEO Satu-satunya Kondisi Dalam Pesawat Sriwijaya Air SJ-182 Sebelum Take Off, Suasana Suram Dan Hujan Deras.

Karopenmas Divhumas Polri Brigjen Rusdi Hartono mengatakan pada Minggu (17/1/2021) tim DVI berhasil identifikasi lima korban kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ 182.

"Tim DVI hari ini kembali berhasil identifikasi lima korban penumpang Pesawat Sriwijaya Air," ungkap Rusdi di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Minggu (17/1/2021).

Dikutip Dari Tribunnews.com - Satu Dari lima korban yang teridentifikasi merupakan bayi berusia 11 bulan.
Bayi yang bernama Fao Nuntias Zai itu merupakan anak dari Arneta Fauzia.
Selain Fao, empat penumpang lain juga berhasil teridentifikasi.
Mereka yang berhasil teridentifikasi ialah pramugari Yuni Dwi Saputri (34), Iuskandar (52), Oke Dhurrotul Jannah (24) pramugari, dan satu lagi tidak disebutkan namanya.

Baca Juga.
Cerita Penyelam Pencarian Sriwijaya Air SJ-182, Temukan SIM Hingga Korban.

"Berdasarkan permintaan keluarga korban. Satu korban yang berhasil teridentifikasi tidak diizinkan disebutkan namanya," terang Rusdi.

Sehingga total apabila dikalkulasi, dari 62 penumpang sudah 29 penumpang teridentifikasi.

Sisanya 33 korban masih dalam proses identifikasi oleh Tim DVI.

Diketahui sebelumnya, penumpang SJ-182 Arneta Fauzia sempat viral di media sosial.

Arneta viral lantaran seharusnya tidak naik Sriwijaya Air SJ 182 bernomor register PK-CLC .

Seharusnya, Arneta menggunakan pesawat NAM Air dan take off pada pukul 07.00 WIB.

Namun penerbangannya delayed menjadi pukul 14.00 WIB dan dialihkan ke Pesawat Sriwijaya Air SJ-182.

Ia berangkat dengan ketiga anaknya, yakni Zurisya Zuar Zai (8), Umbu Kristin Zai (2) dan Faou Nontius Zai yang masih berusia 11 bulan.

Baca Juga.
Tidak Henti-hentinya Bersyukur Cerita Penumpang Yang Lolos Dari Kecelakaan Sriwijaya Air SJ-182 Karena Tidak Memiliki Hasil Test Swab PCR.

Ia juga viral lantaran sempat merekam detik-detik sebelum terbang meninggalkan Bandara Soekarno-Hatta.

Tim Disaster Victim Identification (DVI) telah mengidentifikasi sebanyak 162 bagian tubuh jenazah korban jatuhnya pesawat Sriwijaya Air dari 188 kantong jenazah yang mereka terima.

Masih tersisa 26 kantong lagi yang saat ini terus dilakukan identifikasi oleh tim Tim Disaster Victim Identification.

Komandan DVI Pusat Kedokteran dan Kesehatan Polri Kombes Hery Wijatmoko mengatakan pihaknya telah menerima 62 laporan data orang hilang atas peristiwa kecelakaan tersebut.

Baca Juga.
Kronologi Dan Update Terbaru Pencarian Pesawat Sriwijaya Air SJ182 Masih Berlangsung.

"Kemudian, sampai Minggu (17/1/2021) pagi ini juga kami telah menerima total 188 kantong body part jenazah," ujar Hery Minggu (17/1/2021) di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur.

Selain itu pihak Tim DVI juga telah menerima 143 sampel ante mortem dari keluarga korban.

"Ada beberapa sampel ante mortem yang sedang kami kejar dan kami collect untuk pemeriksaan lebih lanjut salah satunya sampel yang dari Jawa Tengah," terang Hery.

Sebab kata Hery, dalam pemeriksaan ante mortem diperlukan dua sampel yakni sampel DNA dari pihak wanita dan sampel DNA dari pihak laki-laki.

"Jadi saat ini laboratorium DNA Pusdokkes polri telah terima 351 sampel terdiri atas 208 sampel post mortem dan 143 sampel ante mortem," tuturnya.

Sementara korban yang sudah teridentifikasi sampai saat ini yakni 24 korban.

Diberitakan sebelumnya pesawat Sriwijaya Air hilang kontak Sabtu (9/1/2021) siang.

Diduga pesawat tujuan Jakarta-Pontianak jatuh di perairan Kepulauan Seribu.

Penyebab jatuhnya pesawat juga masih dicari oleh pihak terkait.

Sementara itu Badan SAR Nasional (Basarnas) melakukan perpanjangan proses pencarian korban dan pesawat Sriwijaya Air SJ182 hingga Senin (18/1/2021).

Baca Juga.
Kontak Hitam BlackBox Sriwijaya Air SJ 182, Berhasil Di Temukan.

Kendati demikian belum diketahui apakah pencarian korban dan pesawat Sriwijaya Air SJ 182 akan dilakukan perpanjangan atau tidak.

Deputi Bidang Operasi Pencarian dan Pertolongan dan Kesiapsiagaan Basarnas Bambang Suryo Aji mengatakan, pihaknya akan melakukan evaluasi untuk memutuskan tentang kelanjutan operasi SAR Sriwijaya Air.

"Kita melihat hasil nanti karena kan perpanjangan pertama itu kan sampai dengan hari Senin. Nanti akan kita evaluasi apakah mau diperpanjang atau tidak menunggu hasil evaluasi besok," kata Bambang Suryo Aji, Minggu (17/1/2021).

Bambang menilai, tim SAR belum menemukan perekam pembicaraan pilot di kokpit (cockpit voice recorder/CVR).

Selain itu, body part korban SJ182 terus ditemukan petugas di lapangan setiap harinya.

Masih ditemukan body part korban SJ182, dapat membantu proses indentifikasi yang dilakukan tim DVI Mabes Polri di RS Polri Kramat Jati, Jakarta.

"Nanti kita lihat perkembangannya apakah di sana berkurang. Kalau di lapangan masih keliatan banyak korban yang masih kita evakuasi, kita akan terus melaksanakan evakuasi," katanya.

Bambang menambahkan, proses pencarian juga mempertimbangkan kondisi cuaca.

Alasannya, di titik pencarian selain angin dan arus bawah laut cukup kencang, terkadang menghambat proses pencarian korban dan puing pesawat.

Baca Juga.
Indonesia Berduka, Musibah Dan Bencana Yang Terjadi Pada Januari 2021, Mulai Dari: Pesawat Jatuh, Banjir di Kalsel, Gempa di Sulbar, Longsor Sumedang.

"Yang menjadi persoalan sekarang adalah memang cuaca, karena di tempat lokasi itu selain angin dan arus bawah itu yang cukup kencang," ujarnya.

Menurut dia, keadaan cuaca itu mempengaruhi pelaksanaan pencarian khususnya pencarian CVR dan korban Sriwijaya Air.

Maksimalkan pencarian CVR dan ROV

Hingga saat ini, Basarnas terus melakukan pencarian perekam pembicaraan pilot di kokpit (cockpit voice recorder/CVR) di titik lokasi Pesawat Sriwijaya SJ-182 jatuh di perairan Kepulauan Seribu.

Bahkan Tim SAR Gabungan terus bekerja melakukan pencarian yang dilakukan tim penyelam hingga memaksimalkan menggunakan remotely operated vehicle (ROV).

"Kemarin ada informasi CVR udah ditemukan tapi itu kalau saya lihat dan saya konfirmasi dengan pihak KNKT merupakan casing-nya dari CVR tersebut, terlepas dari bagian utamanya," kata Bambang.

Meskipun casing dari CVR terlepas dari bagian utamanya, namun informasi dari KNKT bahan bagian terpenting dari CVR kuat, sehingga tidak mudah pecah, meski sudah terpisah dari casing.

Baca juga: Cerita Petugas DVI Atasi Kendala saat Proses Pemeriksaan Korban Sriwijaya Air SJ 182

Baca juga: Tim SAR Temukan Mesin Sriwijaya Air SJ 182 Seberat 200 Kilogram, Diangkut Pakai Forklift

Proses pencarian dengan ROV terus dimaksimalkan hingga saat ini.

Pasalnya, sinyal dari CVR sudah tidak memancar lagi sehingga cara efektif untuk menemukan menggunakan ROV.

"Yang efektif adalah dengan menggunakan ROV, kerja RO. itu maksimal bisa dilaksanakan yang terbaik adalah pada saat malam hari ketika tim penyelam sudah berkurang," katanya.

Pihaknya tidak dapat menjelaskan secara detail mengenai CVR karena wewenang dari KNKT.

Meskipun begitu, dia dan tim Basarnas terus berupaya melakukan pencarian CVR dan para korban Sriwijaya SJ-182.


Sumber: Tribunnews.com

Post a Comment for "Seorang Bayi Berumur 11 Bulan Penumpang Sriwijaya Air SJ 182 Yang Kini Teridentifikasi Dan Sempat Viral di Media Sosial"